30 Mar 2013

Tak Ada Ruginya Lho Jadi Rajin




Nah, ini dia tulisan pertama, langsung diterbitkan sehabis kata sambutan yang akan kalian jumpai di setiap awal kunjungan kalian (yupzz… bikin tambah gk mood aja tu tulisan bang… -__-). Tapi masih dalam kebingungan aku mau cerita tentang apa ya (jiah… =.=”)? Oke, aku coba ketik aja di Microsoft Word yang konon sedang error akibat jarang diservice laptopnya (kenapa gk ketik di blog langsung bang?). Tapi lumayan lah buat memudahkan ketikan sebelum di copas ke Blog.


Baik baik baik… Ini cerita sewaktu aku masih di sekolah tingkat pertama. Mari kita ingat…. Loading…. In a few minutes again…(Wahh.. becanda nih yg punya blog). Ini kisah pertama kali aku jatuh cinta, atau bisa dikatakan baru puber lah (pernah puber bang?). Jadi ga’ bisa dikatakan jatuh cinta 100% sih, tapi sebagian besar jatuh cintanya karena dia cantik, imut gitu, kayak gajah tau gk?(imut sebesar gajah, amit-amitnya gimana lagi bang? :o). So, kejadian itu ‘tepatnya sekitar pas’ (plin-plan nih yg punya blog) kita beranjak ke kelas 2 lewat 7 bulan SMP, jadi simplenya pada saat kita kelas 3 kurang 6 bulan (tambah runyam urusannya bang… -__-).

Lantas setelah itu banyak teman-teman yang gangguin kita, jodoh-jodohin kita, ya taulah tingkah anak-anak SMP dulu, ga’ sperti sekarang, anak SMP pacaran sudah menjadi hal lazim, jadi sante aja… ya ga’ gan?(koq tau? Anak dukun ya bang?). jadi karena begitu banyaknya dukungan dari teman-teman (atau abang yg ke-geer-an), maka mulailah aku SKSD atau anak sekarang nyebutnya PDKT gitu dehh… (oke dehh…-__-). Tapi semua itu aku mulai bukan dengan cara ‘sok keren’ atau ‘tebar pesona’ gitu, tapi aku buktikan dengan semangat belajar, meski otak bisa dibilang paling bloon dan lemot di antara teman-teman sekelas. Lalu sering-sering ambil kesempatan ngobrol sama si dia, ya ngobrol soal pelajaran gitu (ohh… kirain mencari kesempatan dalam kesempitan  bang). Pastinya cukup menyenangkan bagiku untuk bisa ngobrol dengan dia walau hanya seesaat, walau apa yang dikatakannya tak pernah kumengerti, karena obrolannya soal pelajaran melulu, whahahaha…. (wew, ketawa si abang.. o_o“).

Lalu lama setelah itu aku mendapat kabar, bahwasanya si dia sudah punya pacar terlebih dahulu (kasian… L), kabarnya melalui perempatan di depan rumah orang tua aku, disana aku liat dengan mata yang ada di kepalaku, dia sedang jalan sama cowoknya (makin suram… L). Lalu halilintar menyambar, awan bergemuruh dan angin badai menerbangkan semua atap cinta yang sedang aku idam-idamkan (galau bener kayaknya ya bang?). Dengan kepala menunduk aku masuk ke dalam rumah, lalu menyelesaikan peer yang tadi siang disodor ke jidatku, karena sewaktu ulangan tidak ikut akibat sakit. Bagus ngerjain peer aja fikirku dengan menafikkan semua yang aku liat barusan, ‘mungkin salah orang’ fikirku lagi. Lalu sehabis siap peerku, aku keluar sekedar mencari makanan segar (rumput segar….rumput segaaarrr…. :O), dan tak sengaja aku  bertemu dengan teman dekat si dia, dan ternyata benar, dia udah punya pacar. Dan kembali aku melangkah gontai menuju rumah, sembari memakan rumput segarku sedikit demi sedikit.

Esoknya di sekolah aku tidak melakukan diskusi dengan si dia, bukannya aku paham sekali dengan pelajaran yang diberika guruku,. Tapi aku marah (marah?), ya marah karena si dia ga’ ngomong dari awal kalo dia udah punya pacar, kan ga’ perlu aku susah-susah jadi rajin di depan dia… (jadi ceritanya nyesal nih jadi orang rajin? ==”). Buang-buang waktu aja, fikirku. Tapi di sudut hati kecilku, aku masih menyimpan rasa sama si dia, jadi pada dasarnya aku masih menunggu dia, walaupun sebenarnya aku paling benci dibuat menunggu.

Hari demi hari berlalu, akhirnya kita naik ke kelas 3, duduk di atas atapnya (Woy!!!Ngapain disitu!??). Dan selama ini semua berjalan lancar setelah 5 hari marah-marah gk karuanku sembuh juga ternyata. Dan kita sering ngobrol, dan topiknya masih tentang pelajaran. Dan oh ya, aku mendapat nilai yang bagus semester ini akibat si dia, itu semua berkat Terima jawaban darinya dan aku Kasih soal untuk di jawabnya,  sehingga komplit lah ucapan Terima Kasih untuknya :D. (What The -), dan akhirnya kita satu kelas barengan lagi, dan itu hadiah yang paling kusuka setelah perjuanganku menjadi rajin selama ini.

Intinya, Rajin is not so difficult. Namun tetap membutuhkan 'modal' {Aku tak punya uaaanggg :'( }. Modal di sini bukan dalam bentuk materi, atau bahasa kerennya fulus fulus... (hooo.... o.O). Modal yang bagaimanakah itu, sudah tentu modal tersebut ialah sesuatu yang membuat kita dapat bersemangat dalam melakukan sesuatu, misal pacar yang cantik or tampan, atau ingin mendapatkan hati dari seseorang yg kita dambakan. Namun jika tidak ada modal tersebut, maka sebaiknya di cari dari sekarang semangat tersebut. Kalo bukan sekarang, mau jadi apa kita di masa mendatang? Coba renungkan dari sekarang, hidup ini penuh dengan persaingan lohh... 

Cara Mengurangi Rasa Jenuh (Part 1)

Apa yang biasa kita lakukan ketika mengurangi rasa jenuh terhadap sesuatu? Entah itu jenuh dalam bekerja atau jenuh ketika menghadapi tugas...