Sudah 60 tahun total konflik antara Palestina Israel yang nyata terlihat di mata dunia, dan banyak juga yang meyakini bahwa konflik ini sampai kiamat takkan berhenti. Diawali dengan perebutan di wilayah Jalur Gaza, Tepi Barat dan Yerussalem Timur oleh Yahudi yang dari awal memang tak memiliki tanah dan negara sendiri, mereka hanya tersebar di seluruh penjuru dunia. Dan pada akhirnya mereka mendirikan negara Israel yang diproklamirkan sebagai negara para Yahudi setelah kasus Holoust yg mereka alami dari perlakuan para Nazi di Jerman.
Sebelum lanjut, mari kita pahami dulu apa itu kasus Holocoust.
Holocoust dari bahasa Yunani berasal dari dua kata, yaitu "Holos" (seluruh / massal) dan "Kratos" (terbakar). Ada juga menyebutnya dengan "Shoah" dari bahasa Ibrani yang berarti "Bencana", atau kata lainnya "Churben" atau "Hurban" dari bahasa Ibrani juga berarti "Penghancuran", merupakan genosida yang memusatkan pemusnahan terhadap kaum Yahudi. Dalam sejarah tercatat bahwa Bangsa Yahudi di Eropa merupakan korban-korban utama dalam Holocaust, yang disebut kaum Nazi sebagai "Penyelesaian Terakhir Terhadap Masalah Yahudi". Jumlah korban Yahudi umumnya dikatakan mencapai enam juta jiwa. Dalam sejarah yang tercatat, pembantaian ini dilakukan dengan penembakan massal, kamar gas beracun, maupun dibiarkan mati kelaparan. Selain kaum Yahudi, kelompok-kelompok lainnya yang dianggap 'tidak disukai' kaum Nazi antara lain adalah bangsa Polandia, Rusia, suku Slavia lainnya, penganut agama Katolik Roma, orang-orang cacat, orang cacat mental, homoseksual, Saksi-Saksi Yehuwa (Jehovah’s Witnesses), orang komunis, suku Gipsi (Orang Rom dan Sinti) dan lawan-lawan politik dari Hitler. Mereka juga ditangkap dan dibunuh. Jumlah keseluruhan korban jika dikalkulasi dengan korban tambahan ini diperkirakan dapat mencapai 9-11 juta jiwa.
Namun masalah Holocoust tak sedikit yang mengingkari kebenarannya, kebanyakan sumber berkata ini hanyalah tingkah Yahudi mempropagandakannya agar terbuka kesempatan untuk melancarkan maksud terselubung mereka. Masuk akal juga karena terbukti saat ini mereka telah menguasai hampir seluruh daerah di Palestina. Namun kembali lagi benar atau salahnya semua dibalik kekuasaan Allah atas semua rahasia yang tersimpan di Langit sana. Wallahu a'lam bish-shawabi.
Kembali lagi ke awal cerita, pada akhirnya setelah melewati masa dan proses yang panjang,
Akhirnya pada 1948, Yahudi memproklamirkan cita-cita kaum mereka di seluruh bumi, yaitu berdirinya negara sendiri yang disebut Israel. Oleh Inggris mereka ditawari kawasan Argentina, Uganda atau Palestina untuk ditempati. Dan sebenarnya mereka tak diterima di wilayah manapun pada saat itu, hanya saja Inggris yang memiliki kuasa penuh atas mereka, sehingga tak satupun mampu berkutik.
Akhirnya pada 1948, Yahudi memproklamirkan cita-cita kaum mereka di seluruh bumi, yaitu berdirinya negara sendiri yang disebut Israel. Oleh Inggris mereka ditawari kawasan Argentina, Uganda atau Palestina untuk ditempati. Dan sebenarnya mereka tak diterima di wilayah manapun pada saat itu, hanya saja Inggris yang memiliki kuasa penuh atas mereka, sehingga tak satupun mampu berkutik.
Mengapa Yahudi memilih Palestina? Sebenarnya konflik ini sangat berkaitan kuat dengan unsur Agama, yang mereka yakini bahwa tanah Bukit Zion dan sekitarnya (Daerah Palestina, termasuk Jalur Gaza, Tepi Barat dan Yerussalem timur) adalah tanah suci tuhan mereka yang sangat keramat. Tak hanya sampai disitu, mereka malah semakin merajalela sehingga terciptalah ambisi sedemikian rupa untuk menguasai penuh kawasan Palestina. Sadar akan tingkah Yahudi semena-mena, saat itulah perlawanan sporadis bangsa Palestina mulai merebak.
Berdasarkan perjanjian Sykes Picot 1915 yang dengan rahasia dan sepihak menempatkan Palestina dibawah kekuasaan Inggris. Dengan ini Inggris membuka pintu lebar-lebar untuk rakyat Israel. Tentu saja menuai banyak kecaman dan protes keras dari Bangsa Palestina. Aksi Inggris selanjutnya memberikan persetujuannya melalui Deklarasi Balfour pada tahun 1917 agar Yahudi mempunyai tempat tinggal di Palestina. Pada tahun 1947 mandat Inggris atas Palestina berakhir dan PBB mengambil alih kekuasaan. Resolusi DK PBB No. 181 (II) tanggal 29 November 1947 membagi Palestina menjadi tiga bagian. Hal ini mendapat protes keras dari penduduk Palestina. Mereka menggelar demonstrasi besar-besaran menentang kebijakan PBB ini. Lain halnya yang dilakukan dengan bangsa Yahudi. Dengan suka cita mereka mengadakan perayaan atas kemenangan besar ini. Bantuan dari beberapa negara Arab dalam bentuk persenjataan perang mengalir ke Palestina.
Semua tindakan dan pencapaia. Yahudi selama ini tidaklah terlepas dari dukungan Inggris dan Amerika. Berkat dua negara besar inilah akhirnya Yahudi dapat menduduki Palestina secara paksa walaupun proses yang harus dilalui begitu panjang dan sulit, namun jelas mereka mendapatkan dukungan besar, salah satunya ialah masalah "Holocoust" yang dengan pintarnya mereka berhasil menjual isu tersebut pada negara besar tersebut, sehingga rakyat Palestina semakin ditindas. Sejak 1918 hingga 1948, sekitar 600.000 orang Yahudi diperbolehkan menempati wilayah Palestina.
Tahun 1956, Gurun Sinai dan Jalur Gaza dikuasai Israel, setelah gerakan Islam di kawasan Arab dipukul dan Abdul Qadir Audah, Muhammad Firgholi, dan Yusuf Thol’at yang terlibat langsung dalam peperangan dengan Yahudi di Palestina dihukum mati oleh rezim Mesir. Dan pada tahun 1967, semua kawasan Palestina jatuh ke tangan Israel. Peristiwa itu terjadi setelah penggempuran terhadap Gerakan Islam dan hukuman gantung terhadap Sayyid Qutb yang amat ditakuti kaum Yahudi. Tahun 1977, terjadi serangan terhadap Libanon dan perjanjian Camp David yang disponsori oleh mendiang Anwar Sadat dari Mesir. Akhirnya, terbentuklah HAMAS sebagai bentuk organisasi dari rakyat palestina yang ingin melepaskan wilayahnya dari kependudukan Israel dengan garis keras (mata d balas mata).
Tahun 1956, Gurun Sinai dan Jalur Gaza dikuasai Israel, setelah gerakan Islam di kawasan Arab dipukul dan Abdul Qadir Audah, Muhammad Firgholi, dan Yusuf Thol’at yang terlibat langsung dalam peperangan dengan Yahudi di Palestina dihukum mati oleh rezim Mesir. Dan pada tahun 1967, semua kawasan Palestina jatuh ke tangan Israel. Peristiwa itu terjadi setelah penggempuran terhadap Gerakan Islam dan hukuman gantung terhadap Sayyid Qutb yang amat ditakuti kaum Yahudi. Tahun 1977, terjadi serangan terhadap Libanon dan perjanjian Camp David yang disponsori oleh mendiang Anwar Sadat dari Mesir. Akhirnya, terbentuklah HAMAS sebagai bentuk organisasi dari rakyat palestina yang ingin melepaskan wilayahnya dari kependudukan Israel dengan garis keras (mata d balas mata).
Jadi, pendek kata, Israel menyerang palestina untuk memperluas wilayahnya dan mendapatkan wilayah2 yg d inginkannya, termasuk Jalur Gaza. Dengan alasan rohani (mengambil kembali daerah2 suci mrk) mereka menghalalkan segala cara biarpun harus membunuh orang2 tdk bersalah. Padahal, Yerussalem pun adalah kota suci bagi 3 agama, yakni Islam, Kristen dan Yahudi. Oleh para elite yahudi israel, kota suci ini d jadikan bagian dari negaranya. Padahal menurut PBB kota ini adalah Kota International karena memiliki kepentingan terhadap beberapa agama.
Saat ini, bila kita ingin mengunjungi Yerusalem, sangat sulit karena d jaga ketat oleh Israel yg Merasa memilikinya.
Dan semua yang terjadi dari konflik itu sangatlah tergambar jelas pada Surah Al-Maidah: 11 - 13 . Kembali lagi Wallahu a'lam bish-shawab.
Sebaiknya sebelum memahami penuh cerita konflik ini, coba anda cermati sejarah awal mula kaum Yahudi dan Islam tak kunjung henti berseteru dengan klik tautan berikut disini. Sebelumnya mohon maaf jika banyak isi yang salah, sesungguhnya penulis manusia juga yang penuh dengan kekurangan.
Seluruh isi dari tulisan ini merupakan dari berbagai sumber. Terimakasih atas perhatiannya, jumpa lagi di tulisan selanjutnya. Wassalam.