9 Sept 2017

Kompetisi dan Keringat Dingin

Kompetisi dalam hal apapun selalu mengundang rasa cemas dan khawatir, padahal kompetisi belum dimulai, namun kita sudah jatuh mental terlebih dahulu. Apalagi untuk kita yang jarang banget ikut andil dalam sebuah kompetisi tentunya langsung down walaupun hanya dengan membayangkannya jauh-jauh hari sebelum pertandingan di mulai. Hal ini wajar dialami oleh sebagian besar kita, karena memang sebuah kompetisi adalah sesuatu yang sangat menegangkan dan sebagian lainnya menganggap kompetisi adalah hal yang membuat mereka sangat excited ketika ikut serta ke dalamnya.


Namun tidak normal bagi kamu yang langsung jatuh mentalnya dengan parah, sehingga dalam sebuah kompetisi yang dilaksanakan kamu menjadi tidak optimal mengeluarkan kemampuanmu sendiri padahal sudah pontang-panting melakukan latihan, jadi serasa percuma segala latihan yang sudah dijalani apabila kamu kondisinya tidak prima hanya karena mental jatuh sebelum kompetisi di mulai. Kompetisi bisa apa saja, kompetisi dalam hal adu ilmu pelajaran ketika masih sekolah, kegiatan olahraga, bahkan kompetisi membuat karya kreatif, baik itu kompetisi resmi ataupun kompetisi persahabatan. Apabila mental kamu jatuh, bisa jadi banyak pengurangan dari potensi kamu, konsentrasi menurun dan menjadi bulan-bulanan dari keringat dingin yang bisa jadi mengundang stress yang sebenarnya tidak baik untuk tubuh kita.

Meringankan rasa nervous berlebih
Ilustrasi Keringat Dingin


Kebetulan admin Life Into Words termasuk atlit badminton amatir, jadi disini saya ingin membagikan pengalaman saya sendiri ketika tim badminton kami secara tiba-tiba melakukan pertandingan persahabatan. Tentu saja hal yang mendadak membuat kita lebih gampang nervous dan kaget karena kurang percaya diri dengan kemampuan kita yang belum optimal dari latihan yang belum mencapai tahap serius bukan?

Kebetulan tim badminton kami punya atlit yang memang kemampuannya di atas rata-rata, siapa saja dari tim kami yang melawannya sebagian besar mampu di kalahkannya karena dari segi stamina dia termasuk memiliki nafas kuda (gak ada capeknya) dan teknik yang sangat mumpuni. Dan percaya atau tidak, ketika pertandingan persahabatan digelar dia langsung mental breakdown sehingga kemampuannya tidak seluruhnya keluar, permainan badminton  yang dia lakukan selama pertandingan berlangsung juga kacau parah. Namun karena kemampuannya memang bagus dia tidak kalah selama pertandingan, namun bagi kami seni badminton milik dia langsung hilang di saat itu sehingga pertandingannya kurang menarik untuk ditonton.

Nah untuk kamu yang memiliki penyakit seperti yang saya ceritakan di atas, sebenarnya hal ini dapat kita kontrol. Jangan terlalu dibawa perasaan (atau bahasa kerennya baper) setiap event yang akan di hadapi, cukup santai aja menghadapinya. Ketika kamu sudah santai, segalanya akan berjalan mudah, kemampuan yang kita keluarkan juga pastinya akan optimal. Ya meskipun santai bukan artinya santai banget, santai namun tetap serius, jangan dibuat tegang otaknya gitu lho.

Seperti dalam sebuah pertandingan catur, jika kita perhatikan mereka sangat serius ditengah pertandingannya. Siapa yang lebih pintar bermain catur dalam sebuah kompetisi? Jawabannya adalah para penonton, loh kenapa? Saya pernah melihat pertandingan catur, dan yang banyak ngomong soal strategi ini dan itu adalah penonton di sebelah saya, dia paham segala cara dan jalan yang dimainkan oleh yang bertanding. Itu semua karena penonton otaknya lebih rileks karena tidak menghadapi kompetisi tersebut dan santai dalam memperhatikan jalannya pertandingan.

Nah dari sini saya simpulkan bahwa ketegangan itu harus dilemaskan, dibuat santai dan anggap bahwa ini hal yang biasa saja, kalah dan menang jangan selalu dijadikan acuan kita dalam sebuah kompetisi, tapi usahakanlah kompetisi tersebut kita laksanakan seoptimal mungkin dan mengerahkan segala kemampuan yang kita miliki. Setelah hal itu kita mampu pahami, pastinya meskipun kalah atau menang kita tetap puas telah melaksanakan kompetisi dengan sempurna.

Nah, cukup sekian pengalaman dari admin Life Into Words, dan pertandingan persahabatan yang telah saya lakukan bersama tim badminton tadi terasa sangat puas bagi saya sendiri karena saya mampu mengerahkan kemampuan saya secara optimal meskipun saya kalah. Semoga tulisan ini dapat membantu kita semua dan menjadi referensi bagi diri kita sendiri sehingga ketika kedepannya kita menghadapi kompetisi lagi, tidak perlu lah sampai menghasilkan keringat dingin. Akhir kata saya ucapkan sampai jumpa di tulisan selanjutnya.

Cara Mengurangi Rasa Jenuh (Part 1)

Apa yang biasa kita lakukan ketika mengurangi rasa jenuh terhadap sesuatu? Entah itu jenuh dalam bekerja atau jenuh ketika menghadapi tugas...